Point-to-Point Protocol over Ethernet
Point-to-Point Protocol over Ethernet (disingkat PPPoE) adalah sebuah protokol jaringan yang digunakan untuk mengenkapsulasi protokol Point-to-Point Protocol (PPP) di dalam frame Ethernet. Protokol ini sering digunakan oleh penyedia layanan internet (ISP), khususnya dalam koneksi DSL (Digital Subscriber Line), untuk menyediakan layanan koneksi internet kepada pelanggan melalui jaringan Ethernet.[1]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]PPPoE dikembangkan pada akhir 1990-an oleh kolaborasi antara UUNET, Redback Networks, dan RouterWare sebagai solusi untuk menggabungkan keuntungan dari konektivitas PPP dan fleksibilitas jaringan Ethernet. Protokol ini dirancang untuk memungkinkan pengelolaan koneksi internet individu dalam jaringan lokal (LAN) yang menggunakan koneksi broadband seperti DSL. Standar PPPoE pertama kali dipublikasikan sebagai RFC 2516 oleh IETF pada Februari 1999.[2]
Tujuan dan Fungsi
[sunting | sunting sumber]PPPoE memungkinkan beberapa fitur penting yang sebelumnya tidak tersedia pada jaringan Ethernet biasa, seperti:
- Autentikasi pengguna melalui protokol PPP (PAP/CHAP),
- Penagihan berbasis waktu atau volume,
- Alokasi sesi unik untuk tiap pengguna.
Dengan menggunakan PPPoE, ISP dapat mengelola pelanggan secara individual, memberikan alamat IP dinamis atau statis, serta melacak penggunaan koneksi.
Mekanisme Kerja
[sunting | sunting sumber]PPPoE bekerja dalam dua tahap: discovery dan session.
1. Tahap Discovery
[sunting | sunting sumber]Pada tahap ini, klien mencari access concentrator (AC) yang tersedia menggunakan proses berikut:
- PADI (Initiation): Klien mengirim pesan siaran (broadcast) untuk mencari AC.
- PADO (Offer): AC yang tersedia merespons.
- PADR (Request): Klien memilih AC dan mengirim permintaan.
- PADS (Session-confirmation): AC merespons dengan ID sesi.
2. Tahap Sesi
[sunting | sunting sumber]Setelah sesi PPPoE terbentuk, komunikasi data dimulai menggunakan frame PPP yang dienkapsulasi dalam frame Ethernet dengan tipe protokol 0x8864. Semua data pengguna, termasuk otentikasi dan transmisi IP, terjadi dalam sesi ini.
Struktur Frame
[sunting | sunting sumber]Header PPPoE terdiri dari:
- Versi dan tipe (masing-masing 4 bit),
- Code (1 byte),
- Session ID (2 byte),
- Length (2 byte),
- Field PPP (data payload).
Overhead dan MTU
[sunting | sunting sumber]PPPoE menambahkan overhead sebesar 8 byte (6 byte PPPoE + 2 byte PPP). Ini menyebabkan pengurangan MTU (Maximum Transmission Unit) dari 1500 byte (standar Ethernet) menjadi 1492 byte, yang dapat menyebabkan fragmentasi jika tidak ditangani dengan tepat. Untuk mengatasi hal ini, beberapa sistem mendukung MTU yang lebih besar (hingga 1508 byte) sebagaimana didefinisikan dalam RFC 4638.
Implementasi
[sunting | sunting sumber]PPPoE tersedia di berbagai sistem operasi dan perangkat jaringan:
- Linux: Mendukung PPPoE melalui daemon seperti
pppd
,rp-pppoe
, danpppoe-redirect
.[3] - Hillstone Networks: Mendukung konfigurasi PPPoE lengkap, termasuk autentikasi PAP/CHAP, reconnect interval, dan opsi IP statis.
- Router konsumen: Sebagian besar router rumahan mendukung mode koneksi PPPoE untuk menghubungkan modem DSL ke internet.
Penggunaan
[sunting | sunting sumber]PPPoE banyak digunakan dalam:
- DSL broadband: Menghubungkan rumah atau kantor ke jaringan ISP.
- Jaringan Metro Ethernet: Beberapa operator mengimplementasikan PPPoE di atas VLAN.
- FTTH (Fiber to the Home): Digunakan oleh sejumlah ISP di jaringan GPON.
Kelebihan
[sunting | sunting sumber]- Mendukung otentikasi dan penagihan individual.
- Kompatibel dengan perangkat lunak dan sistem PPP yang ada.
- Fleksibel dan relatif mudah dikonfigurasi.
Kekurangan
[sunting | sunting sumber]- Overhead tambahan yang mengurangi efisiensi.
- MTU yang lebih kecil menyebabkan fragmentasi.
- Kurang efisien dibandingkan IPoE pada jaringan berkecepatan tinggi
Sumber
[sunting | sunting sumber]- ^ "PPPoE Definition - What does PPPoE mean?". techterms.com.
- ^ "Network PPPoE".
- ^ "A PPPoE Implementation for Linux". www.usenix.org.